Oleh: Marmi Panti Hidayah
Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia, seperti halnya makan, minum dan bernafas. Sehingga apabila seseorang kekurangan waktu tidurnya, maka ia harus mengganti waktu tidur yang hilang.
Namun apa mau dikata, begadang atau tidak tidur hingga malam larut kerap menjadi gaya hidup sebagian masyarakat di kota-kota besar. Berbagai alasan melatari mereka untuk tetap melek di malam hari, di antaranya karena harus menyelesaikan pekerjaan atau lembur kerja.
Tubuh pun dipaksa untuk bertahan lebih lama untuk mendukung aktivitas yang belum tuntas. Bagi mereka yang terpaksa harus begadang seperti ini, sebenarnya tak perlu khawatir dengan kesehatan asalkan tetap menganut pola hidup sehat.
“Tidak ada masalah dengan begadang, asalkan tetap bisa tidur berkualitas, memerhatikan kebutuhan nutrisi, dan jangan lupa berolahraga,” jelas ahli kesehatan, Sarah Handayani, SKM, Mkes.
Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka ini mengatakan, idealnya waktu tidur memang 8 jam sehari. Namun demikian, yang terpenting adalah bukan lamanya waktu tidur, tapi bagaimana kualitas tidurnya.
“Banyak orang tidur hanya 4-5 jam sehari tapi tetap sehat, lantaran tidurnya berkualitas. Jadi memang dalam kasus begadang, kita tak bisa hanya melihat satu sisi begadangnya saja. Tapi harus dilihat secara keseluruhan, bagaimana olahraganya, waktu istirahat, dan pemenuhan nutrisinya,” kata Sarah.
Untuk seseorang yang terpaksa harus lembur kerja di malam hari, cukuplah mengganti jam tidur sampai kebutuhan tidurnya terpenuhi. “Misalnya Anda terbiasa tidur pukul 21.00 dan terpaksa lembur sampai pukul 02.00. Banyak orang mengalami itu dan hanya cukup membalasnya dengan menambah jam tidur selama tiga jam. Setelah itu dia akan segar kembali dan bisa beraktivitas lagi,” tambahnya.
Lalu apa perlu tambahan multivitamin bagi orang yang terpaksa begadang? “Multivitamin sebenarnya bagian dari kebutuhan nutrisi, apakah nutrisinya sudah cukup atau tidak? Multivitamin bisa diminum jika memang diperlukan dan sesuai kebutuhan saja,” katanya.
Kebutuhan nutrisi masing-masing orang berbeda, tergantung usia dan juga jenis kelamin. Misalnya, orang yang sedang hamil, kebutuhan kalsiumnya tentu lebih banyak dibanding orang tidak hamil. Oleh karena itu, orang hamil harus menambah konsumsi kalsium.
Yang terpenting, lanjut Sarah, bagi orang yang terpaksa begadang harus memerhatikan kebutuhan nutrisi dan olahraga minimal setengah jam sehari sesuai standardisasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). “Selain memperhatikan nutrisi, berolahraga, hindari merokok dan minum alkohol. Jika itu dilakukan maka dia akan tetap sehat,” tandasnya.
Sarah mengatakan, setiap orang mempunyai jam biologis tidur yang sangat tergantung dari kebiasaan. Jika jam biologis terganggu, biasanya orang akan tepar (jatuh). Namun hal itu masih diantisipasi dengan ‘membalas’ kekurangan waktu tidur dengan menambah jam tidur.
sumber : www.yahoo.co.id
Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia, seperti halnya makan, minum dan bernafas. Sehingga apabila seseorang kekurangan waktu tidurnya, maka ia harus mengganti waktu tidur yang hilang.
Namun apa mau dikata, begadang atau tidak tidur hingga malam larut kerap menjadi gaya hidup sebagian masyarakat di kota-kota besar. Berbagai alasan melatari mereka untuk tetap melek di malam hari, di antaranya karena harus menyelesaikan pekerjaan atau lembur kerja.
Tubuh pun dipaksa untuk bertahan lebih lama untuk mendukung aktivitas yang belum tuntas. Bagi mereka yang terpaksa harus begadang seperti ini, sebenarnya tak perlu khawatir dengan kesehatan asalkan tetap menganut pola hidup sehat.
“Tidak ada masalah dengan begadang, asalkan tetap bisa tidur berkualitas, memerhatikan kebutuhan nutrisi, dan jangan lupa berolahraga,” jelas ahli kesehatan, Sarah Handayani, SKM, Mkes.
Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka ini mengatakan, idealnya waktu tidur memang 8 jam sehari. Namun demikian, yang terpenting adalah bukan lamanya waktu tidur, tapi bagaimana kualitas tidurnya.
“Banyak orang tidur hanya 4-5 jam sehari tapi tetap sehat, lantaran tidurnya berkualitas. Jadi memang dalam kasus begadang, kita tak bisa hanya melihat satu sisi begadangnya saja. Tapi harus dilihat secara keseluruhan, bagaimana olahraganya, waktu istirahat, dan pemenuhan nutrisinya,” kata Sarah.
Untuk seseorang yang terpaksa harus lembur kerja di malam hari, cukuplah mengganti jam tidur sampai kebutuhan tidurnya terpenuhi. “Misalnya Anda terbiasa tidur pukul 21.00 dan terpaksa lembur sampai pukul 02.00. Banyak orang mengalami itu dan hanya cukup membalasnya dengan menambah jam tidur selama tiga jam. Setelah itu dia akan segar kembali dan bisa beraktivitas lagi,” tambahnya.
Lalu apa perlu tambahan multivitamin bagi orang yang terpaksa begadang? “Multivitamin sebenarnya bagian dari kebutuhan nutrisi, apakah nutrisinya sudah cukup atau tidak? Multivitamin bisa diminum jika memang diperlukan dan sesuai kebutuhan saja,” katanya.
Kebutuhan nutrisi masing-masing orang berbeda, tergantung usia dan juga jenis kelamin. Misalnya, orang yang sedang hamil, kebutuhan kalsiumnya tentu lebih banyak dibanding orang tidak hamil. Oleh karena itu, orang hamil harus menambah konsumsi kalsium.
Yang terpenting, lanjut Sarah, bagi orang yang terpaksa begadang harus memerhatikan kebutuhan nutrisi dan olahraga minimal setengah jam sehari sesuai standardisasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). “Selain memperhatikan nutrisi, berolahraga, hindari merokok dan minum alkohol. Jika itu dilakukan maka dia akan tetap sehat,” tandasnya.
Sarah mengatakan, setiap orang mempunyai jam biologis tidur yang sangat tergantung dari kebiasaan. Jika jam biologis terganggu, biasanya orang akan tepar (jatuh). Namun hal itu masih diantisipasi dengan ‘membalas’ kekurangan waktu tidur dengan menambah jam tidur.
sumber : www.yahoo.co.id